Selasa, 20 Oktober 2015

TUGAS KEWIRAUSAHAAN SOFTSKILL



1.                  Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan serta menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang  lebih besar.
Kewirausahaan atau dalam bahasa perancis disebut entrepreneurship dan kalau diterjemahkan secara harfiah punya pengertian sebagai perantara, diartikan sebagai sikap dan perilaku mandiri yang mampu memadukan unsur cipta, rasa dan karya atau mampu menggabungkan unsur kreativitas, tantangan, kerja keras dan kepuasan untuk mencapai prestasi maksimal.
Wirausaha adalah orang yang merubah nilai sumber daya, tenaga kerja, bahan dan faktor produksi lainnya menjadi lebih besar daripada sebelumnya dan juga orang yang melakukan perubahan, inovasi dan cara-cara baru.
Tiga jenis perilaku :
1.   Memulai inisiatif.
Memulai inisiatif berarti memiliki pola pikir yang luas dan kreatif serta suatu tekad yang bulat ingin berwirausaha.
2.   Mengorganisasi dan mereorganisasi mekanisme sosial/ekonomi untuk merubah sumber daya dan situasi dengan cara praktis. Artinya seorang wirausaha harus mampu merubah semua faktor yang mempengaruhi dalam kelangsungan usahanya secara praktis untuk menunjang kelancaran usahanya.
3.   Diterimanya resiko
Seorang wirausaha juga harus bisa meenerima segala resiko dalam menjalankan usahanya yaitu suatu kegagalan dalam usahanya.
2.                  Kunci penting seorang wirausahawan adalah pertumbuhan dan perluasan organisasi melalui inovasi dan kreativitas.
Karakteristik Wirausahawan Menurut McClelland :
·         Keinginan untuk berprestasi
·         Keinginan untuk bertanggung jawab
·         Preferensi kepada resiko-resiko menengah
·         Persepsi kepada kemungkinan berhasil
·         Rangsangan oleh umpan balik
·         Aktivitas energik
·         Orientasi ke masa depan
·         Keterampilan dalam pengorganisasian
·         Sikap terhadap uang

Karakteristik wirausahawan yang sukses dengan n Ach tinggi :
·         Kemampuan inovatif
·         Toleransi terhadap kemenduaan (ambiguity)
·         Keinginan untuk berprestasi
·         Kemampuan perencanaan realistis
·         Kepemimpinan terorientasi kepada tujuan
·         Obyektivitas
·         Tanggung jawab pribadi
·         Kemampuan beradaptasi
·         Kemampuan sebagai pengorganisasi dan administrator
3.                  Kebutuhan untuk berprestasi (nAch)
n-ACH adalah motivasi untuk berprestasi, karena itu karyawan akan berusaha mencapai prestasi tertingginya, pencapaian tujuan tersebut bersifat realistis tetapi menantang, dan kemajuan dalam pekerjaan. Karyawan perlu mendapat umpan balik dari lingkungannya sebagai bentuk pengakuan terhadap prestasinya tersebut.

Kebutuhan untuk berafiliasi (n Afil)
Kebutuhan untuk Berafiliasi atau Bersahabat (n-AFI) Kebutuhan akan Afiliasi adalah hasrat untuk berhubungan antar pribadi yang ramah dan akrab. Individu merefleksikan keinginan untuk mempunyai hubungan yang erat, kooperatif dan penuh sikap persahabatan dengan pihak lain. Individu yang mempunyai kebutuhan afiliasi yang tinggi umumnya berhasil dalam pekerjaan yang memerlukan interaksi sosial yang tinggi. Mc Clelland mengatakan bahwa kebanyakan orang memiliki kombinasi karakteristik tersebut, akibatnya akan mempengaruhi perilaku karyawan dalam bekerja atau mengelola organisasi.

Kebutuhan untuk berkuasa (n Pow)
Kebutuhan akan Kekuasaan (n-POW) Kebutuhan akan kekuasaan adalah kebutuhan untuk membuat orang lain berperilaku dalam suatu cara dimana orang-orang itu tanpa dipaksa tidak akan berperilaku demikian atau suatu bentuk ekspresi dari individu untuk mengendalikan dan mempengaruhi orang lain.
4.  Meskipun terdapat banyak cara untuk mencari sumber gagasan baru, baik produk maupun jasa, proses ini dapat dipercepatdengan penggunaan saran-saran berikut dimana gagasan baru bisa memunculkan usaha baru.
  1. Kebutuhan akan sumber penemuan
  2. Hobi atau kesenangan pribadi
  3. Mengamati kecenderungan-kecenderungan
  4. Mengamati kekurangan-kekurangan produk dan jasa yang ada
  5. Mengapa tidak terdapat ?
  6. Kegunaan lain dari barang-barang biasa
  7. Pemanfaat produk dari perusahaan lain

5.  Sebutkan unsur-unsur analisa pulang pokok.

Jawab :
Ø Unsur dasar analisa pulang pokok :
a. Biaya tetap
b. Biaya variabel
c. Biaya total
d. Pendapatan total
e. Keuntungan
f. Kerugian
g. Titik pulang pokok

6. Bentuk kepemilikan perusahaan :
a. Pemilikan tunggal / perseorangan : (firma)
Dimiliki dan dijalankan oleh 1 orang
Pemilik tidak perlu membagi laba

b. Kongsi
Ada perjanjian tertulis
Dimiliki 2 orang atau lebih
Umur perusahaan terbatas
Pemilikan bersama atas harta
Ikut serta dalam manajemen dan pembagian laba

c. Perusahaan Perseroaan
Perusahaan dengan badan hukum
Kewajiban pemilik saham terbatas pada jumlah saham yang
dimiliki
Pemilikan dapat berpindah tangan
Eksitensi relatif lebih stabil/permanen
• Tiga alternatif berakhirnya usaha :
a. Likuidasi
b. Reorganisasi
c. Perpanjangan waktu pembayaran

7.  Seleksi
Adalah pemilihan individu untuk disewa dari semua individu-individu yang telah direkrut
Tahap-Tahap Proses Seleksi
• Penyaringan Pendahuluan dari rekaman, berkas data, dll
• Wawancara Pendahuluan
• Tes Kecerdasan (intelegence)
• Tes Bakat (Aptitude)
• Tes Kepribadian (Personality)
• Rujukan Prestasi (Performance References)
• Wawancara Dianostik
• Pemeriksaan Kesehatan
• Penilaian Pribadi
Dua alat yang sering digunakan untuk membantu proses seleksi adalah :
1. Ujian (testing)
sebagai penelitian kualitas sumber daya manusia yang relevan untuk menjalankan tugas atau jabatan yang tersedia.
Dibagi menjadi empat kategori :
- tes bakat (aptitude test), mengukur potensi individu untuk melaksanakan
beberapa tugas. Test bakat dibedakan dengan pengukuran kecerdasan umum sementara yang lainnya mengukur kemampuan khusus, seperti mekanial.
- tes pencapaian (achievement test), mengukur tingkat keterampilan atau
pengetahuan yang dimiliki oleh individu dalam bidang tertentu
dinamakan test pencapaian. Keterampilan dan pengetahuan ini mungkin
diperoleh melalui berbagai aktivitas pelatihan atau pengalaman nyata.
- tes minat vokasional (vocational interest test), berusaha mengukur minat individu di dalam melaksanakan berbagai jenis aktivitas dan diatur dengan asumsi bahwa orang-orang tertentu melaksanakan tugas dengan baik karena aktivitas pekerjaan tersebut menarik bagi mereka. Tujuan dasar dari tipe test ini adalah untuk membantu memilih individu-individu yang menemukan aspek tertentu dari posisi yang lowong adalah menarik.
- tes kepribadian (personality test), menguraikan dimensi kepribadian individu, seperti kematangan emosional, subyektivitas, atau obyektivitas.
2. Pusat Penilaian (assesment Center)
suatu program, dan bukannya tempat, dimana peserta tergabung dalam sejumlah individu dan kelompok latihan yang dibentuk untuk menstimulasi aktivitas-aktivitas penting pada tingkat dimana peserta berharap untuk bisa mencapai suatu tingkatan tertentu.

http://sarlinaharahap.blogspot.co.id/2011/05/tugas-2-kewirausahaan.html

Jumat, 03 Juli 2015

Tugas Profil Ibu Yuyun Yuniar






Dosen softskill kami bernama yuyun yuniar, ST lulusan teknik industri gunadarma 2004. berdasarkan namanya Ibu yuyun berdasarkan namanya ibu yuyun merupakan orang yang baik dan seperti prilaku sehari-harinya ternyata memang baik. Ibu Yuyun Yuniar merupakan salah satu staff pengajar di jurusan teknik industri universitas gunadarma. Beliau sudah mengajar dua kali dalam semester lima dan enam ini. Mata kuliah yang beliau ajarkan pada semester lima adalah “Analisis Keputusan” sedangkan saat ini mengajar softskill “Pengetahuan Lingkungan”. Menurut saya Dosen tersebut memiliki kesabaran dalam memberikan ilmunya kepada para mahasiswanya, dosen tersebut juga memberikan sengang waktu yang lumayan dalam jam masuk pelajarannya walaupun bertemu 2 minggu 1 kali dia adalah tipe dosen yang simple, mau mengerti mahasiswanya dan selalu mempermudah nilai untuk mahasiswa yang tidak begitu pintar namun punya kemauan yang besar dalam mengikuti pelajarannya namun terkadang tidak banyak juga mahasiswa yang tidak begitu paham dengan pelajaran yang beliau. Beliau tergolong dosen yang kurang aktif karena jarang masuk meskipun menjadi dosen softskill yang hanya bertemu sebulan sekali. Harapan saya untuk bu yuyun yuniar adalah untuk lebih aktif lagi dalam memberikan materi kepada mahasiswa, lebih disiplin untuk mengisi waktu perkuliahan agar mahasiswa tidak menganggur setiap minggunya. Mohon maaf untuk kritikan dan saran yang dinilai kurang baik, kritikan dan saran terrsebut agar dosen dapat lebih baik lagi dalam mengajar dan mahasiswa pun dapat menambah ilmu dengan baik. dan semoga yang diajarkan dapat menyerap ilmu ibu yuyun yang telah diajarkan dengan susah payah

Kamis, 30 April 2015

PENGERTIAN ISO 14001

ISO International Organization for Standarization, mulai berkembang setelah berakhirnya Perang Dunia ke II. Merupakan organisasi internasional non pemerintah (NGO), berkedudukan di Genewa, Swiss. Beranggotakan lebih dari 100 Lembaga atau Negara., termasuk Indonesia.
ISO sering dianggap sebagai akronim (kependekan) sebenarnya ISO adalah kata dalam bahasa Latin, yang artinya SAMA. Sehingga tujuan dari Orgnisasi ini adalah mengusahakan standarisasi yang sama pada tingkat Internasional.
Upaya menyamakan standar (pembakuan) yang sama di seluruh dunia memang memiliki  nilai  tinggi secara teknis  dan sudah berlangsunlama,  karenberhasil dalam meningkatkan usaha perdagangan internasional, dalam bentuk keragaman kualitas produk dan interkonektivitas yang tinggi
ISO (sama) global ini dikembangkan :
1.     Oleh dunia usaha (sektor swasta)
2.        Atas dasar sukarela
3.        Konsensus anggotanya (lembaga dan atau negara), setelah diskusi, dan negosiasi
4.        Diwakili bukan hanya oleh pemeran saja tetapi juga oleh stakeho;ders”
ISO merupakan standar internasional yang berisi syarat-syarat untuk mengadakan, mengimplementasikan serta mengoperasikan Sistem Manajemen Lingkungan (SML). ISO 14000 pertama kali dicetuskan sebagai hasil dari putaran Uruguay (negosiasi GATT) dan konferensi tingkat tinggi Bumi di Rio de Janeiro pada tahun 1992. Pada saat itu GATT menetapkan pada masalah pengurangan non-tarrif barriers to trade, KTT Bumi menghasilkan komitmen untuk perlindungan lingkungan di seluruh dunia.
Untuk mencegah TBT (technical barriers to trade) karena hal tersebut ditakuti dapat menimbulkan proteksionisme dan diskriminasi dagang, maka WTO (World  Trade Organization) menetapkan bahwa aspek lingkungan boledimasukkakdalam persyaratan dagang asalkan memenuhi syarat sebagai berikut :
1.        Harus transparan dan berdasarkan data ilmiah
2.        Non diskriminasi
3.        Mengikuti standar internasional
Bagian ketiga inilah yang turut mendorong berkembangnya  standar internasional tentang lingkungan yang menuju kepada terciptanya ISO 14000. Termasuk didalamny standar   pengatura lingkunga sepert ekolabe (Environmental Labelling) yang dikenal sejak 1992/1993, bahkan di Jerman sudah ada sejak 1977.
Ekolabel adalah sertifikasi atas produk yang dibuat secara akrab lingkungan, yaitu tidak mencemarkan dan tidak merusak lingkungan, juga harus secara berkelanjutan. Dari suatu survey yang dilakukan BAPEDAL, ternyata bahwa pada tahun 1994, 74 % ekspor Indonesia ditujukan kepada 14 negara yang sudah mempunyai program ekolabel. Bahkan untuk produk hutan dan kehutanan ada komitmen Indonesia pada ITTO  bahwa  sebelum  tahun  2000  Indonesia  sudah  harus  mempunyai  sistem ekolabel;  kalau  tidak  maka  hasil  kehutanan  Indonesitidak  akan  laku  di  pasar anggota ITTO terutama di Eropa.
Dari uraian tersebut di atas nyata bahwa perdagangan dunia sekarang dipengaruhi oleh unsur-unsur standarisasi lingkungan. Setelah ISO seri 9000 diterima secara luas dan meningkatnya perkembangan standar bidang lingkungan di seluruh dunia, ISO 14000 diidentifikasikan perlu dibuat dan diterapkan untuk :
1.        Mendorong penggunaan pendekatan yang umum digunakan dalam manajemen untuk diterapkan dalam manajemen lingkungan
2.        Meningkatkan kemampuan organisasi untuk dapat mencapai kinerja lingkungan yang lebih baik
3.        Memfasilitasi perdagangan dan menghilangkan hambatan dalam perdagangan.
ISO 14000 adalah standar internasional mengenai manajemen lingkungan   yang dikeluarkan oleh International Organization for Standardisation (ISO) dan penerapannya bersifat sukarela.
Standar ISO seri 14000 mulai diperkenalkan pada awal tahun 1990-an yang merupakan suatu perkembangan aspek manajemen atau pengelolaan mutu. Tidak semata-mata aspek teknis atau ekonomis saja.
Tujuan ISO 14000 antara lain adalah :
1.        Mendorong upaya dan melakukan pendekatan untuk pengelolaan Lingkungan hidup  dan  sumberdaya  alam  dan  kualitas  pengelolaannya  diseragamkan pada lingkup global.
2.        Meningkatkan  kemampuan  organisasi  untuk  mampu  memperbaiki  kualitas dan kinerja Lingkungan Hidup dan Sumberdaya Alam.
3.        Memberikan kemampuan dan fasilitas pada kegiatan ekonomi dan industri, sehingga tidak mengalami rintangan dalam berusaha.
ISO ini terdiri dari bebrapa seri. Berikut ini adalah macam-macam seri ISO 14000 yaitu:
1.        ISO seri 14001-14009 tentang Environmental Manajemen Sistem (EMS) atau Sistem Manajemen Lingkungan.
Dari seluruh seri ISO 14000, ISO 14001 tentang sistem manajemen lingkungan adalah seri yang paling banyak dikenal karena sertifikasi ISO 14000 sebenarnya adalah sertifikasi untuk ISO 14001 ini. Ada 3 komponen besar dalam ISO 14001 yaitu program lingkungan tertulis; pendidikan dan pelatihan; dan pengetahuan mengenai peraturan perundang-undangan lokal dan nasional.
2.        ISO seri 14010-14019 tentang Environmental Auditing (Audit Lingkungan)
ISO seri ini merupakan suatu alat (tools) dalam penerapan sistem manajemen lingkungan, jadi tidak memerlukan sertifikasi. Audit lingkungan mirip dengan medical check up yaitu evaluasi secara rutin mengenai kondisi suatu perusahaan. Audit lingkungan dapat dilakukan oleh intern perusahaan (internal audit) maupun oleh pihak luar (eksternal audit). Untuk audit sistem manajemen lingkungan seorang auditor harus memenuhi kriteria auditor seperti yang ditetapkan dalam ISO 14012.
3.        ISO seri 14020-14029  tentang Environmental Labelling (Ekolabel)
ISO seri ini juga dimaksudkan untuk sertifikasi, tetapi yang disertifikasi adalah produknya sedangkan EMS yang disertifikasi adalah sistemya. Jadi suatu perusahaan yang sudah mendapat sertifikat ISO 14001, bila diperlukan maka dapat juga mengusulkan untukk memperoleh ekolabeling. Yang mana yang akan didahulukan untuk perolehannya tergantung dari permintaan pasar.
4.        ISO seri 14030-14039 tentang Environmental Performance Evaluation (EPE) atau Evaluasi Kinerja Lingkungan.
Environmental Performance Evaluation diukur dengan mengkuantifikasi dampak kegiatan terhadap lingkungan. Hal-hal tersebut dapat diidentifikasi secara dini dengan menginventarisasi dampak seperti emisi udara, effluen limbah cair, dan sebagainya. Penetapan baseline dari hasil inventarisasi, perusahaan kemudian mengidentifikasi indikator adanya peningkatan kinerja
5.        ISO seri 154040-14049 tentang Life Cycle Assessment (LCA) atau Analisis  Daur Hidup Produk
LCA juga merupakan suatu alat, jadi standar ini tidak dimaksudkan untuk sertifikasi. Setiap produk mempunyai siklus hidup yaitu : lahir (fabrikasi), hidup (dioperasikan) dan mati (dibuang).
6.        ISO 14050 tentang Term and Definition
Dalam  dokumen  ini  terdapat  definisi-definisi  yang  digunakan  dalam  ISO  seri 14000. Standar ISO seri 14000 yang telah ditetapkan menjadi standar internasional adalah ISO 14001, 14004, 14010, 14011, 14012 dan ISO 14040. Indonesia pada saat ini telah mengadopsi Standar ISO 14001, 14002, 14010, 14011 dan 14012 menjadi Standar Nasional Indonesia (SNI).
Pengertian tentang masing-masing standar dan istilah yang di dalam ISO 14000 akan sangat membantu pemahaman tentang konsep ISO seri 14000. Adapun beberapa pengertian dasar adalah sebagai berikut:
1.        Environmenta Managemen System    Bagia dar keseluruha sistem manajemen yang termasuk didalamnya struktur organisasi, aktifitas perencanaan, tanggung  jawab, praktek, prosedur-prosedurproses dan  sumber daya  untuk pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijaksanaan lingkungan.
2.        Continual Improvement : Proses peningkatan atau perbaikan  sistem pengelolaan lingkungan untuk mencapai / memperbaiki kinerja lingkungan secara keseluruhan dan sejalan dengan kebijaksanaan lingkungan dari suatu organisasi.
3.   Environment : Lingkungan sekitar operasi suatu perusahaan, termasuk udara, air, tanah, sumber daya alam, flora, fauna, manusia dan hubungannya satu dengan lainnya.
4.   Environmental Aspect : Elemen dari suatu kegiatan organisasi, produk atau jasa yang dapat berinteraksi dengan lingkungan
5.   Environmental Impact : Perubahan terhadap lingkungan, menguntungkan atau merugikan, secara keseluruhan ataupun sebagian yang dihasilkan dari kegiatan suatu organisasi, produk dan jasa.
6.   EMS Audit : Proses verifikasi yang sistimatis dan terdokumentasi yang secara obyektif menentukan dan mengevaluasi bukti audit untuk menentukan apakah suatu  sistem  pengelolaan  lingkungan  suatu  organisasi  telah  sesuadengan kriteria EMS audit dan mengkomunikasikan hasil dari proses ini kepada klien.
7.   Organisasi  :  Perusahaan,  korporasi,  firma,  usaha,  atau  institusi  atau  secara bagian ataupun kombinasi, swasta ataupun milik publik, yang memiliki fungsi dan administrasi
8.   Kriteri audi EM  Kebijaksanaan hal   praktis,   prosedur-prosedu atau persyaratan seperti yang tercantum dalam ISO 14000 dan jika tersedia, berbagai tambahan persyaratan EMS yang dibandingkan dengan hasil pengumpulan bukti audit oleh auditor tentang sistem pengelolaan lingkungan (EMS) suatu organisasi.
9.   Environmental label/declaration : Klai yang mengindikasikan atribut lingkungan dari suatu produk atau jasa yang dapat berupa pernyataan, symbols, atau grafik pada produk atau label paket, literatur produk, buletin teknis, iklan, publikasi, dsb.
10. Environmental  performanc :  Kinerj lingkungan,   hasil  pengelolaa suatu manajemen terhadap aspek lingkungan (environmental aspects) daripada kegiatannya, produk dan jasa.
11. Environmental performance evaluation : Proses untuk mengukur, menganalisis, mengkaji, melaporkan dan mengkomunikasikan kinerja lingkungan suatu organisasi dibandingkan dengan kriteria yang disetujui oleh manajemen.
12. Life cycle assessment : Prosedur sistimatis untuk mengumpulkan dan menguji masukan dan keluaran dari bahan dan energi serta dampak lingkungan yang terkait yang langsung terikut dalam fungsi sistem produk dan jasa melalui siklus hidup dari produk dan jasa tersebut.
Hal-hal  yang  tercakudalam  ISO  14000  dapat  dibagi  dalam  dubidang  yang terpisah.  Pertama  berkaitan  dengan  Pengelolaan  /  Manajemen  Organisasi  dan sistem  evaluasinya,  yan kedua  adalah  berkaita denga Alat   /   Perangkat Lingkungan dalam mengevaluasi Produknya.
SUMBER

http://oc.its.ac.id/ambilfile.php?idp=1832