Apa
itu IFRS (International Financial Reporting Standards)? International Financial
Reporting Standards (IFRS) adalah standar, interpretasi, dan kerangka yang diadopsi
oleh badan penyusun standar akuntansi internasional yang dikenal dengan
International Accounting Standards Board (IASB). IFRS sendiri telah diadopsi
oleh sebagian besar perusahaan di dunia. Di benua Amerika, hampir semua negara
di Amerika Latin dan Kanada telah mengadopsi IFRS. Di Asia-Oceania, Australia,
Selandia Baru, Korea, Honkong, dan Singapura telah atau akan mengadopsi IFRS
secara penuh. Afrika Selatan dan Israel telah mengadopsi IFRS. Di Eropa,
negara-negara selain Uni Eropa seperti Turki dan Rusia juga telah mengadopsi
IFRS secara penuh. Sebagian besar negara anggota G20 juga merupakan pengadopsi
IFRS.
Perlukah
Indonesia mengadopsi IAS/IFRS? Menurut saya, mengadopsi IFRS sangat diperlukan
di Indonesia karena melihat sebagian besar negara di dunia telah menerapkannya
sehingga akan menarik perusahaan asing yang ingin berinvestasi di Indonesia.
Perusahaan di Indonesia dapat memberikan informasi keuangan yang berkualitas di
pasar modal internasional sehingga mempunyai daya saing yang lebih tinggi.
Indonesia sendiri memutuskan untuk melaksanakan konvergensi terhadap IAS/ IFRS
pada tahun 1994. Pada tahun 1999, Asean Development Bankmenyatakan bahwa dalam
hal substansinya, 90% pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK) sama dengan
IAS (Media Akuntansi, 2006 dalam Sunardi dan Sunyoto, 2011). Jadi, sampai saat
ini PSAK telah banyak berkiblat pada IAS.
Ketua Tim
Implementasi IFRS-Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) Dudi M Kurniawan mengatakan,
dengan mengadopsi IFRS, Indonesia akan mendapatkan tujuh manfaat sekaligus.
1. Meningkatkan kualitas standar akuntansi keuangan
(SAK).
2. Mengurangi biaya SAK.
3. Meningkatkan kredibilitas dan kegunaan laporan
keuangan.
4. Meningkatkan komparabilitas pelaporan keuangan.
5. Meningkatkan transparansi keuangan.
6. Menurunkan biaya modal dengan membuka peluang
penghimpunan dana melalui pasar modal.
7. Meningkatkan efisiensi penyusunan laporan keuangan.
Ruang Lingkup
Indonesia akhirnya resmi mengadopsi International
Financial Reporting Standards (IFRS) ke dalam regulasi Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) 10, terhitung mulai per 1 Januari 2012. Keuntungan
perusahaan mengimplementasikan PSAK 10 dalam laporan keuanggannya adalah
kemudahan dalam menarik modal asing dengan biaya yang lebih rendah.
Keseriusan PT Latinusa Tbk menuju visi perusahaan untuk menjadi perusahaan
kemasan baja terdepan di kawasan AFTA (ASEAN Free Trade Area) dibuktikan dengan
proyek re-implementasi SAP terkait PSAK 10 pada September 2012 lalu. Dengan
melakukan konfigurasi pada modul Finance tanpa merusak sistem yang telah
berjalan, PT Latinusa telah berhasil menjalankan SAP ERP sejak 11 Januari 2013.
Keberhasilan proyek PSAK 10 pertama di Indonesia ini tak luput dari kerja keras
tim konsultan PT Krakatau Information Technology. Sebagai satu-satunya
perusahaan konsultan SAP milik Pemerintah, PT Krakatau Information Technology
dengan tim Krakatau Consulting telah mampu menjawab tantangan PT Latinusa untuk
memodifikasi sistem SAP yang sebelumnya telah beroperasi secara stabil.
PT Latinusa awalnya menggunakan Rupiah sebagai mata uang dasar di sistem SAP
mereka. Sehubungan adanya regulasi PSAK 10, PT Latinusa melakukan peninjauan
dan akhirnya diputuskannya Dollar Amerika sebagai mata uang fungsional
perusahaan. Mata uang fungsional inilah yang akan menjadi mata uang dasar baik
di laporan keuangan maupun pada sistem SAP mereka.
Perubahan kiblat mata uang dasar tidak hanya sekedar mengubah konfigurasi modul
Finance, mengingat integrasi antar modul yang dapat mempengaruhi modul lain.
Oleh karena itu, implementer dan konsultan harus bersinergi memperhatikan
dampak konfigurasi terhadap transaksi modul lain yang bersinggungan. Hal ini
dilakukan agar tidak mengganggu proses bisnis yang selama ini sudah berjalan
dengan stabil.
Dalam penerapannya, ada beberapa tahapan yang mesti dilakukan. Siklus proyek
berjangka 107 hari ini terdiri dari 6 fase, yaitu Project Preparation, Business
Blueprint, Realization, Final Preparation, Go Live, dan Support. Perubahan
kiblat standar laporan keuangan ini menjadi tantangan tersendiri bagi para
konsultan, mengingat integrasi antar modul. Beberapa tes pada tahap
Realization, antara lain regression testing, system integration testing, dan
user acceptance testing dilakukan guna mencermati dampak perubahan mata uang
dasar terhadap transaksi-transaksi modul lainnya.
Kesimpulan
Tingginya pergerakan pasar dan persaingan bisnis di
tingkat global mengharuskan pemerintah melakukan tindakan preventif demi
kemajuan perindustrian. Dengan menerapkan IFRS kedalam PSAK, diharapkan
industri Indonesia dapat memberikan informasi keuangan yang berkualitas di
pasar modal internasional sehingga mempunyai daya saing yang lebih tinggi.
Terkait dengan semakin tingginya kebutuhan pelaporan keuangan baik eksternal
maupun internal, laporan keuangan yang dikeluarkan oleh PT. Latinusa Tbk wajib
memenuhi standar-standar akuntansi yang berlaku di Indonesia. Adapun salah satu
standar akuntansi yang harus dipenuhi oleh PT. Latinusa Tbk adalah terkait dengan
regulasi PSAK-10 (Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing). Terkait dengan
regulasi PSAK-10, PT. Latinusa Tbk wajib merubah kurs pelaporan keuangan-nya
dari IDR ke USD dan menyajikan laporan keuangan sesuai dengan regulasi yang
relevan.
Demikian yang dapat saya sampaikan mengenai materi yang menjadi pembahasan kali
ini. Tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam penulisan ini. Saya
berharap pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang membangun untuk saya
agar lebih baik kedepannya. Semoga penulisan ini dapat bermanfaat dan
memberikan pengetahuan kepada para pembaca.
Daftar Pustaka:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar